Blog entry by MUHAMMAD WAHYU ISMAIL

Picture of MUHAMMAD WAHYU ISMAIL
by MUHAMMAD WAHYU ISMAIL - Saturday, 19 November 2022, 9:54 PM
Anyone in the world

Muhammad Wahyu Ismail 

1102223293

EL-04-46


HASIL PENGAMTAN KONDISI DI UNIVERSITAS TELKOM


1. SDGs Telkom University

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan perencanaan aksi global yang telah disepakati oleh para pemimpin-pemimpin dunia, termasuk indonesia yang berguna untuk mengakhiri kemiskinan, pengurangan kesenjangan dan melindungi lingkungan. Untuk visi Telkom University sudah sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SGDs), dengan turut berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan berkelanjutan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.


2. Kebhinekaan di Telkom University

Kebhinekaan adalah keberagamaan.Di indonesia sangat banyak keberagamaan dari ras,suku,budaya,agama tetapi tak ada artinya tanpa bersatu,bersatu ini yang dimaksud adalah saling rukun dan menghargai adanya perbedaan. Seperti di lingkungan kampus telkom universty banyak sekali keberagamaan. Disini kita harus menghargai dan berteman dengan siapapun.  

Kebhinekaan dalam suatu hubungan pertemanan membuat kita semakin berwarna dalam berteman sehingga kita dapat mengetahui perbedaan dalam pola berpikir dan sifat. Di indonesia masih banyak yang tidak saling menerima keberagaman di negara ini, seperti berita pembakaran rumah ibadah, permusuhan antar suku. Orang orang ini tidak mengerti apa itu kebhinekaan sehingga mereka tidak dapat toleran kepada orang lain yang berbeda. Kehancuran dalam persatuan kebhinekaan yaitu tidak menghargai perbedaan, karena kita masih di dalam luang lingkup yang disitu situ saja. Jadi agar kita bisa lebih menghargai baiknya kita  memperbanyak teman, dengan teman kita akan semakin mengerti apa itu artinya perbedaan sehingga rasa untuk tidak menerima perbedaan itu hilang.


3. Gerakan Lingkungan di Telkom University

Lingkungan di Universitas Telkom dapat terbilang cukup baik untuk ditempati. Namun ada beberapa faktor yang menjadi kekurangan di lingkungan sekitar Universitas Telkom. Contohnya seperti banyaknya sampah daun yang beserakan di beberapa tempat, khususnya di saluran air. Dedaunan merupakan salah satu contoh sampah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk yang baik untuk tanaman itu sendiri. Namun apabila sampah dedaunan yang dihasilkan dalam jumlah banyak dan tidak diolah maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai Kembali, lebih parahnya bila sampah itu banyak tersangkut di saluran air, tentu saja hal ini memengaruhi hisapan saluran air sehingga dapat menyebabkan banjir. Selain itu, terkait dengan penyediaan tempat sampah di sekitar kampus Universitas Telkom yang dapat terbilang kurang. Berdasarkan pengamatan, saat saya menelusuri beberapa wilayah Universitas Telkom, tempat sampah sendiri jumlahnya kurang untuk wilayah yang dapat dikatakan cukup luas. 


4. Renewable Energy di Telkom University

Dalam mengembangkan Energi Terbarukan (Renewable Energi), Universitas Telkom telah melakukan terobosan-terobosan dalam menciptakan sumber-sumber energi selain dari listrik yang telah disediakan oleh PLN, Bahan Bakar Kendaraan selain yang di sediakan oleh pertamina, adapun sumber-sumber energi terbarukan yang di ciptakan oleh Universitas Telkom seperti pembangkit listrik tenaga surya.

Universitas Telkom telah melakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk gedung yang pemakaian listrik nya lumayan signifikan, setelah pemasangan pembangkit listrik tenaga surya ini diharapkan dapat mengurangi pemakaian listrik PLN di gedung tersebut, pembangkit listrik tenaga surya ini berkapasitas 6.000 VA yang di pasang di roof top gedung Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.


5. Pengaturan Penggunaan Kendaraan Bermotor di Telkom University          

Kendaraan motor di Telkom University sudah menjadi kendaraan yang sering digunakan oleh mahasiswa. Fasilitas dari kampus sendiri sudah dapat dikatakan cukup baik dalam upaya yang diberikan untuk pemberian lahan parkir yang cukup luas dan dekat dengan Gedung-gedung yang dipakai untuk kuliah, kecuali Gedung TULT(Tel-U Landmark Tower) siswa harus berjalan 15-20 menit dari parkiran asrama putra. Untuk hal ini, dari Telkom University sudah menyediakan layanan gratis Telkom University Car (TUC-TUC) tentu layanan ini bisa menjadi sebuah kemudahan bagi mahasiswa, tetapi kekurangan unit dari layanan ini juga menjadi penyebab siswa masih tetap memilih untuk berjalan kaki dan melakukan pelanggaran yakni melakukan pemarkira yang di tempat yang tidak semestinya. Tel-U sendiri sudah menyediakan layanan yang cukup baik dalam pemarkiran kendaraan bermotor. Tetapi, ada beberapa aspek yang menurut saya masih kurang.

Tel-U sendiri sudah menyediakan layanan yang cukup baik dalam pemarkiran kendaraan bermotor. Tetapi, ada beberapa aspek yang menurut saya masih kurang. Beberapa aspek yang menurut saya masih kurang ialah banyaknya lubang dan pasir akibat batu paving yang terangkat (juga penyebab lubang), bila pasir- pasir itu mengenai air hujan maka yang tentunya terjadi adalah becek dan licin. Hal ini menyebabkan sepeda motor mahasiswa terpeleset dan jatuh akibat pasir/tanah yang basah akibat dari hujan.

Mengenai akses keluar dari parkiran mengenai KTM baiknya akses keluar dapat ditambahkan karena dapat menyebabkan kemacetan yang cukup panjang pada jam pulang tertentu.