Entri blog oleh VINCENTIUS ARTYANTA MAHESWARA PURBA

Siapa pun di dunia


Lingkungan Telkom University

            Hai teman-teman. Sebelumnya perkenalan dulu ya, nama saya Vincentius Artyanta Maheswara Purba dari jurusan S1 Teknik Elektro. Saya berkuliah di Telkom University, PTS nomor 1 di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang lingkungan di sekitar Telkom University.

            Telkom University dikenal sebagai PTS nomor 1 di Indonesia dan kampus yang menerapkan program kampus hijau. Walau begitu, menurut saya lingkungan di Telkom University masih sedikit belum terurus. Terlihat dari beberapa gedung yang fasilitasnya masih belum diperbaiki, sampah dan akses yang rusak. Tak bisa dipungkiri bahwa selama wabah Covid-19 merebak, kegiatan-kegiatan di Telkom University diberhentikan semerntara sehingga membuat beberapa gedung di kampus telkom ditinggalkan hingga ±2 tahun. namun menurut saya itu bukan merupakan alasan agar Telkom University mempersiapkan lingkungan kampus yang nyaman dan siap pakai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar lagi nantinya.

            Beberapa contoh kondisi lingkungan TelU yang akan saya bahas disini adalah mengenai sampah di lingkungan TelU dan jalan. Pertama, tentang sampah di TelU, saya sangat mendukung adanya program kampus hijau yang ada di TelU pada saat ini, namun dalam prakteknya, sampah terutama sampah plastik sangat berserakan di lingkungan kampus TelU. Sampah-sampah tersebut banyak ditemukan terutama di saluran air TelU. Terasa bahwa PTS nomor satu namun para siswanya sangat minim kesadaran akan buang sampah pada tempatnya. Saya melihat ketika hujan tiba, sampah di saluran air menumpuk jadi satu dan kadang membuat saluran tersebut tersumbat dan terkadang membuatnya menjadi bau.sampah telU

           Selanjutnya adalah jalan dan akses di TelU. Karena saya membawa motor dari Jogja ke TelU dan kebetulan karena saya asrama, saya memarkirkannya di depan sport center, saya merasakan juga lika-liku yang dirasakan oleh pembawa motor di TelU. Jalan yang hancur, sering terdapat genangan, parkiran yang terbuka. Saya rasa hal tersebut bukan merupakan hal yang sangat sulit bagi pihak TelU untuk setidaknya memperbaiki atau menambal jalan yang sudah rusak tersebut. Karena selain merusak motor hal itu juga bisa menimbulkan kecelakaan. Walau bukanlah suatu hal yang krusial tapi menurut saya pemasangan kanopi di area parkir TelU sangat membantu dan sangat saya dukung. Tidak perlu repot menyelimuti motor agar tidak kehujanan setiap hari, sedangkan motor yang kehujanan lama kelamaan bisa menjadi rusak. Namun sampai sekarang menurut saya hal tersebut masih belum ada rencana. Mengingat UKT yang setiap semester saya bayarkan berjumlah dua digit, saya terkadang heran kemana larinya uang saya tersebut, padahal beberapa infrastruktur yang ada di TelU belum segera diperbaiki lagi agar layak guna.parkiran telU

            Dari beberapa kekurangan yang saya sebutkan di atas, setidaknya TelU masih memiliki kelebihan yang bisa diunggulkan. Seperti gedung TULT yang merupakan gedung unik sebagai ciri khas TelU, penggunaaan TUC sebagai pengganti kendaraan bermotor agar mengurangi emisi gas, dan area kampus yang luas. Selain itu pihak TelU juga sudah mulai memperbaiki beberapa sarana yang ada walau belum secara menyeluruh seperti trotoar yang sudah diperbarui dan tempat belajar dan berkumpul bagi mahasiswanya yang semakin banyak. Sekian dulu blog saya mengenai lingkungan TelU temen-temen, sampai jumpa lain waktu...